In Memoriam of my Friend who has Thalasemia Major
Azan subuh baru saja berkumandang, entah kenapa diriku tiba-tiba teringat dirimu. Aku hanya bisa mengirim Al Fatihah untuk dirimu yang telah duluan meninggalkan kami.
Awal pertama kali kita bertemu, kita masih sama-sama anak baru di sebuah sekolah di negeri tetangga. Tidak membutuhkan waktu lama untuk kita menjadi akrab. Di awal sekolah, aku sempat heran karena hampir setiap beberapa waktu dirimu tidak masuk sekolah. Sampai akhirnya aku tau kalau dirimu mengidap penyakit Thalasemia Major. Penyakit yang masih sangat sulit disembuhkan hingga saat ini.
Baca juga: Hiperemesis itu menyerang di saat hamil
Saat itu, di usia yang masih sangat muda, dirimu sudah berjuang untuk hidup. Transfusi darah dan banyaknya suntikan yang harus kau lewati tidak pernah kau keluhkan. Dari dirimu lah aku belajar berjuang untuk hidup semenjak muda. Belajar bahwa hidup itu perjuangan yang harus kita lewati dengan tetap tersenyum dan tabah. Tak pernah terlihat wajah sedih dan sakitmu. Dirimu bahkan selalu berusaha untuk mengikuti semua kegiatan dan kegilaan yang kita lakukan bersama teman-teman lain.
Sampai tiba saatnya aku harus kembali ke Indonesia. Jarak yang memisahkan kita membuat kita menjadi tidak mudah bersua dan berbagi cerita. Dirimu di Negara tetangga dan diriku di Indonesia. Namun setiap pertemuan yang kita lewati seperti tidak pernah ada jarak dan waktu yang memisahkan. Apalagi semenjak adanya media social yang membuat jarak menjadi semakin dekat. Kita bahkan saling menguatkan saat kita berdua berada di titik terendah di kehidupan masing-masing.
Baca juga: Miracle Do Happen
Seringkali di saat diriku sedang punya masalah, dirimu bisa tiba-tiba say hi via facebook ataupun whatsapp. Begitu juga sebaliknya. Kita seperti punya sixth sense jika berhubungan tentang satu sama yang lain. Makanya, saat mendengar kabar tentang kepergianmu, diriku sangat shock. Diriku bahkan memastikan berulangkali ke teman-teman lain mengenai berita itu. Rasanya sangat tidak mungkin. Tak pernah terlintas dalam pikiranku, dirimu akan pergi begitu tiba-tiba.
Kutahu kalau dirimu belum sembuh dari penyakit Thalasemia major itu. Aku juga sudah tahu kalau dirimu bisa bertahan hingga usia 39tahun merupakan keajaiban tersendiri. Tapi…. aku selalu berharap akan keajaiban lainnya. Berharap kalau dirimu bisa melihat anakmu tumbuh besar dan menjadi dewasa. Namun Allah SWT berkehendak lain. Allah sudah menyiapkan tempat terbaik di sisiNya.
Selamat jalan sahabatku. Doakan kami yang masih tinggal di bumi ini agar kelak bisa bertemu di Jannahnya. Amin YRA
velli, md.
January 8, 2018 at 9:25 amInnalillahi wainna ilahi rojiun. Saya Turut berduka cita ya bunda
Mugniar
December 28, 2017 at 3:09 pmTurut berduka cita. Sangat mendalam kesannya ya bagi yang pernah akrab.
Terus, anaknya almarhumah, gimana, Lia?
Desi Namora
December 27, 2017 at 10:03 pmTurut berduka cita Mba Lia, semoga diberikan tempat yg terbaik buat Sahabatnya ya Mba , aamiin
Edwina Hidayah
December 27, 2017 at 2:26 pmCerita mbak jadi semacam reminder untuk selalu menjaga kesehatan. Semoga keluarga sabar dan ikhlas melepas almh sahabat mbak.
Kang Alee
December 27, 2017 at 1:18 pmTurut berduka cita … semoga diberi jannah-Nya
Titis Ayuningsih
December 26, 2017 at 9:29 amSemoga amal ibadah sahabatnya diterima di sisi Tuhan ya mbak, turut berduka cita.
Liswanti
December 25, 2017 at 12:16 amInnalillahi wainna ilahi rojiun. Turut berduka cita ya mba
elva susanti
December 24, 2017 at 3:42 pmInnalillahi wainnailaihi rojiun. Turut berduka mbak 🙁
Awan
December 23, 2017 at 8:59 pmTurut berduka cita ya Mba, sedih bangat bacanya.
beautyasti1
December 23, 2017 at 7:45 pmSedih baca nya mba, 39th adalah keajaiban yang diberikan oleh Tuhan. Dia sudah berjuang dan memberikan yang terbaik. Semoga tenang disana.
Deddy Huang
December 23, 2017 at 6:46 pmikut berduka 🙂
nur rochma
December 23, 2017 at 4:00 pmTurut berduka cita ya mba. Ikut sedih membaca ceritanya. Semoga mendapatkan tempat yang mulia di surgaNya.
dianravi82
December 23, 2017 at 11:33 amInnalillahi wa innailahi rojiun. Turut berdua ya, Mbak. Insya Allah sahabat Mbak Lia udah enggak sakit lagi sekarang.
Daeng Ipul
December 22, 2017 at 4:29 pmSaya juga punya sepupu yang mengidap thalasemia major
mereka kembar tapi cuma satu yang mengidap thalasemia hingga akhirnya meninggal di usia muda.
katanya ini terjadi karena faktor kekerabatan bapak dan ibunya terlalu dekat (sepupu satu kali) sehingga peluang terkena thalasemia jadi lebih besar
beautyasti1
December 23, 2017 at 10:54 amMba lia, maaf komen disini karena aku berkali kalei ga nemuin kolom komen nya ko hilang ya ^^ so sad mba, aku kurang paham penyakit ini, tapi 39 th bertahan dengan thalasemia adalah sebuah magic. Teman mba sudah berjuang keras untuk itu. Semoga tenang di syurga AMIN
evrinasp
December 22, 2017 at 6:17 amperjuangannya menginspirasi banget mbak, turut berduka, semoga berbahagia di perisitirahatan terakhirnya
Yuniari Nukti
December 22, 2017 at 2:45 amSedih ya Mbak kehilangan teman yang sudah klop satu sama lain, tetapi Allah lebih menyayangi dirinya
Yuniari Nukti
December 22, 2017 at 2:42 amSedih ya, Mbak kehilangan teman yang sudah klop satu sama lain. Tapi Allah lebih menyayangi dirinya…
monda
December 21, 2017 at 3:47 pmAlmarhumah orang yang kuat dan tabah ya,
penyakit bawaan ini perlu transfusi sejak kecil,
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, semiga husnul khotimah
Riska Ngilan Haryono
December 21, 2017 at 3:46 pmRasanya ngga ada obat yang bisa menyembuhkan rasa sedih karena ditinggal oleh orang yang kita sayang untuk selamanya mba. Turut berduka cita ya mba.
Fillyawie
December 21, 2017 at 2:36 pmSedih deh bacanya, semoga sahabat Ka Lia diberikan tempat terbaik dan terindah di sisi ALLAH SWT.
Prita Hw
December 20, 2017 at 11:55 pmal fatihah.. hidup memang butuh perjuangan yg berbeda2 untuk tiap orang ya mbak. Jd kepo sejenis penyakit apakah ini. TFS ya mbak
Ucig
December 20, 2017 at 11:10 pmTurut berduka cita mba Lia.. adik teman ada yg sama penyakitnya seperti sahabat mba. Al-Fatihah utk sahabat mba Lia..
lianny hendrawati
December 20, 2017 at 5:30 pmTurut berduka ya mba, semoga diberi tempat terbaik di sisiNya.
Ria
December 20, 2017 at 8:26 amturut berduka ya mbak… semoga keluarga diberi kekuatan dan alm telah beristirahat dengan tenang
yurmawita
December 19, 2017 at 10:26 amwah subhanallah perjuangannya, semoga Allah menempatkan di tempat yang terbaik karena penyakitnya
Diarysivika
December 18, 2017 at 9:14 pminnalillahi wa innaillahi rojiun. Turut bela sungkawa mba
Uwien Budi
December 18, 2017 at 7:53 pmInnalillaahi… turut berduka
Mildaini
December 17, 2017 at 9:10 aminnalillahi wa innaillahi rojiun. Saya juga punya teman, anak murid saya dan juga orang tua yang punya penyakit ini. Kita doakan mereka tetap kuat dan ikhlas
noe
December 17, 2017 at 2:01 amKehilangan soaok sahabat memang bikin sedih samgat ya. Aku juga pernah merasakannya. Beberapa kali. Hiks. Alfatihah utk sahabt2 kita yang sudah tenang di sana.
kanianingsih
December 16, 2017 at 9:57 pmpertamakali tau thalasemia dulu karena ada penulis juga yg menderita penyakit ini
Ria mustika Fasha
December 16, 2017 at 1:13 pmInnalillahi wainnailaihirojiun
Jadi sedih baca cerita nya
Semoga amal ibadah nya diterima Allah
ayahblogger
December 16, 2017 at 11:18 aminnalillahi semoga ditempatkan yang terbaik disisi tuhan. sahabat takkan hilang dalam ingatan meski telah tiada
retno
December 15, 2017 at 9:50 pminnalillahi wa innaillahi rojiun, semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisiNya…aamiin…
bloggergunung
December 15, 2017 at 7:38 pmDuh saya jadi sedih nih. Ikut berduka cita.
Semoga bisa ngambil hikmah dan pelajaran ya dari semua ini
Salam
Okti Li
Tuty Queen
December 15, 2017 at 5:27 pmInnalillahiwaiinailaihirojiuun. Aku jadi sedih ingat almarhumah adikku yang meninggal di usia muda. Semoga kita semua diberi kesehatan ya ..
Rach Alida Bahaweres
December 15, 2017 at 1:00 pmInnalillahi wainnailahi radjoun. Mba, jujur aku salut dengan perjuangan mereka yang selalu berjuang melawan penyakit. Salut dengan semangatnya untuk hidup. Smoga almarhum diterima disisi Allah. Aamin
Dila Augusty
November 15, 2017 at 8:17 pmSaya 2 kali kehilangan sahabat, Mb. Yang pertama kecelakaan dan yang kedua sakit TB paru. Sediiiih banget sampai nangis, Mb. Apalagi sebelum meninggal, saya sempat komunikasi dengan mereka beberapa hari sebelumnya
Annisa Rizki Sakih
November 8, 2017 at 6:53 aminnalillahiwainnailaihirojiun. Turut berduka cita kak Lia.
Semoga diberi tempat terindah dan keluarga serta sahabat yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan